Jumat, 31 Oktober 2008

Bani Imam Diwiryo

Pernikahan Saniyah binti Kasan Dimejo (sebagai istri pertama) dengan Imam Diwiryo menurunkan 6 (enam) anak, sedangkan pernikahan Imam Diwiryo dengan Mukiyah (istri kedua) menurunkan 2 (dua) anak. Berikut adalah keturunan Imam Diwiryo.

Raulah

Raulah binti Imam Diwiryo adalah anak pertama (dari istri pertama). Tidak didapat informasi tentang kelahirannya. Menikah dengan Slamet bin Ky Zaenal Ngali yang berdomisili di Gendingan. Setelah menikah suami-istri ini memiliki nama tua: Imam Tarji, berdomisili di Tempurejo-Banyubiru-Widodaren-Ngawi. Dari perkawinan ini menurunkan 9 (sembilan) anak, berturut-turut adalah: 1.Rohmat (pria), 2.Romlah (wanita), 3.Robi’ah (wanita), 4.Sujud (pria), 5.Subinah (wanita), 6.Supartinah (wanita), 7.Sutarminah (wanita), 8.Kunti Hidayati (wanita) dan 9.Nur Wahid (pria). Imam Tarji berdua dimakamkan di tempat domisilinya.

Saya sudah mengunjungi beberapa keluarga keturunan Imam Tarji ini, namun masih banyak yang belum, sehingga informasinya belum lengkap.

Abdul Muin

Abdul Muin bin Imam Diwiryo adalah anak kedua (dari istri pertama). Tidak didapat informasi tentang kelahirannya. Menikah dengan Halimah binti Ngaliman, kelahiran Ngawi sekitar tahun 1925. Abdul Muin beserta istri berdomisili di Walikukun-Widodaren-Ngawi, tempat beliau dimakamkan. Abdul Muin wafat tahun 1994 sementara istrinya wafat pada tanggal 18 Maret 2007.

Muhammad Sanusi

Muhammad Sanusi bin Imam Diwiryo adalah anak ketiga (dari istri pertama). Lahir di Parakan-Matesih-Karanganyar. Tahun kelahiran tidak diketahui. Menikah dengan Siti Jariyah binti Imam Muhdi, kelahiran Tempurejo-Banyubiru-Widodaren-Ngawi, tahun tidak diketahui. Beliau berdua berdomisili di Kemlayan-Serengan-Surakarta.

Pekerjaan beliau adalah konveksi dan berdagang baju hasil konveksinya di Pasar Slompretan, Surakarta. Masa kejayaannya menyusut seiring dengan pembangunan Pasar Slompretan yang kemudian berganti nama menjadi Pasar Klewer pada awal tahun 1970-an. Muhammad Sanusi wafat pada tanggal 8 Januari 1982, sedangkan Siti Jariyah wafat 10 bulan kemudian pada tanggal 8 Oktober 1982. Keduanya dimakamkan di Grenjeng-Makamhaji-Kartasura-Sukoharjo, sebuah komplek makam kecil di sebelah utara Astana Pracimalaya.

Dari perkawinan Muhammad Sanusi dengan Siti Jariyah menurunkan 9 (sembilan) anak, berturut-turut adalah: 1.Sri Rahayu (wanita), 2.Nurdin (pria), 3.Nuryanti (wanita), 4.Nur’aini (wanita), 5.Mohamad Nasir (pria), 6.Juwariyah (wanita), 7.Ahmad Juwaeny (pria), 8. Siti Mukarromah (wanita) dan 9.Mohtarul Hadi (pria).

Abdul Majid

Abdul Majid bin Imam Diwiryo adalah anak keempat (dari istri pertama). Data mengenai kelahiran tidak diketahui baik tempat maupun tanggalnya. Menikah dengan Siti Ngaisah binti Romli. Data beliau berdua belum saya ketemukan, baik tentang domisili, keturunannya maupun wafatnya.

Sajuri alias Nurhadi

Sajuri alias Nurhadi bin Imam Diwiryo adalah anak kelima (dari istri pertama). Data mengenai kelahiran tidak diketahui baik tempat maupun tanggalnya. Menikah dengan Sulbikah binti Dimyati (sebagai istri pertama) yang berdomisili di Bekonang-Mojolaban-Sukoharjo. Beliau berdua kemudian berdomisili di sini, menurunkan 4 (empat) anak, berturut-turut adalah: 1.Sri Wahyuni (wanita), 2.Rois Makmun (pria), 3.Choirul Huda (pria) dan 4.Fatma Indrati (wanita).

Pernikahan kedua adalah dengan Nur. Data mengenai pernikahan dan keturunannya belum saya ketemukan. Informasi yang berhasil dihimpun adalah bahwa dari perkawinan kedua ini menurunkan 5 (lima) anak, berturut-turut adalah: 1.Sofyan (pria), 2.Sahlan (pria), 3.Solihin (pria), 4.Muslim (pria) dan 5.Rodiyah (wanita).

Mardinah

Mardinah binti Imam Diwiryo adalah anak keenam (dari istri pertama). Data mengenai kelahiran tidak diketahui baik tempat maupun tanggalnya. Menikah dengan Supareng bin Wongso Dikromo, pria kelahiran Karanganyar-Surakarta tahun 1926. Perkawinan ini menurunkan 1 (satu) anak, yaitu Murti. Sejak perceraian, Mardinah kemudian hidup berdagang sampai Sumatera, terakhir menetap di Kedunggudel-Banyubiru-Widodaren-Ngawi hingga wafat. Sementara Supareng menghabiskan hari tuanya di Triyagan-Mojolaban-Sukoharjo. Kapan beliau wafat tidak saya ketahui.

Hadiyah

Hadiyah binti Imam Diwiryo adalah anak pertama (dari istri kedua=Mukiyah). Data mengenai kelahiran tidak diketahui baik tempat maupun tanggalnya. Menikah dengan dengan Daslan. Domisili yang diketahui adalah di Lampung.

Sumarni

Sumarni binti Imam Diwiryo adalah anak kedua (dari istri kedua). Data mengenai kelahiran tidak diketahui baik tempat maupun tanggalnya. Menikah dengan Wage Subandi bin Karso Maridin, pria kelahiran Ngawi tahun 1934. Sumarni adalah istri pertama beliau. Beliau berdua berdomisili di Tempurejo-Banyubiru-Widodaren-Ngawi.

Dari perkawinan ini menurunkan 8 (delapan) anak, berturut-turut adalah: 1.Nasiri

AriaPTC.com